Jumat, 12 Agustus 2011

Wajah Tidur Sang Bulan..

Samar,,Gemetar Memanggil,,
Seperti Gemuruh, Suara Itu,,
Menggulung Perasaan,,
Dari Lentik Bulu Matanya,,
Ku Baca syair
Berkayar Aku pada Bening Senyum
Mata itu
Sambil sesekali ku senandungkan
Irama Rambutnya
Yang Membawaku Tertidur..

Pada Mimpi yang mana kau Bawa Aku,,Kata Tidurnya…
Dibawah Desir tanpa ANgin,
Didalam Gemuruh tanpa Gelombang,
Didalam Sunyi Tanpa Melodi..
Jawabku..

Kubawa Tidurmu Berlayar,
MEngarungi Senyummu yang berpeta Cahaya,
MEskipun HArum Nafasnya memanggil,
Sesekali Tampak Menggigil,
Karena Dingin Selalu ku Usir dengan Syair.

Met Tidur Wahai sang Bulan..

Minggu, 07 Agustus 2011

KITA,,dalam Senyummu...!!!

Padamu Wahai sang Bulan,,
Bila tak kunyatakan keindahanmu dalam kata,
Kusimpan kasihmu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa Kehangatanmu,
Segera saja bagai duri dan bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai Bisu dalam kata,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan,
Kau yang telah menjadi Kekuatan dari segala sumber kekuatanku,
Maka,Tariklah segalaku untuk segera dalam cengkeramanmu.
Dan Aku pasti tau apa maksudmu,
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam dekapanmu selalu....

Kini,,
Wahai Sang PEracik KopiKu,,,Kaulah Bulannya….
Ku cerna lagi Setiap bisikan kepedihan dan kedamaian,
Bagai HAti, senantisa mencerna dan merasa ada dan tiada
Dan bagai Hatiq yang selalu geram karena ingin segera menggapaimu.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di dekapan Kasih
mu aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih yang berceceran tiada terengkuh,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

Senin, 04 Juli 2011

Equilibrium KITA....

Sesungguhnya kau Tersenyum,,
Di depan mataku,,
Membaca kata - kata,,
Dalam sajakku.....

Sesungguhnya Senyum pada Tidurmu,,
Di depan mata,,
Mencampuri kata,,
Dalam sajakku....

Kudengar Bisik Lembut Lelapmu,,
Dalam desir angin,,
Pergantian Malam menuju Pagi,,
Kulayari laut Teduh Tatap Matamu,,
Dalam Iringan Belaiku,,
Mengalir, Mengahangatkan, dan Memanjakanmu....
Di altar keheningan Malam ini, MyI,,
wajahmu yang damai menyodorkan kembali senyum lembut lukisan bidadari
dan rambutmu yang tergerai Sebahu itu masih saja menyebarkan wangi daun pandan,,
merasuk ke sumsum Malam-malamku...
Ku Yakin itu Engkau,,
Yang menggoreskan Sepi Malamku dengan Kekuatanmu,,
ketika sekujur lidahku kelu dan melepuh memendam rahasia penciptaan,,

Sesungguhnya Senyum pada Indah Tidurmu,,
Di depan mata
Membaca kata - kata
dalam sajakku…

(Sementara Itu, Tanganmu tak Beranjak dari Kepala dan Mukaku)

Senin, 16 Mei 2011

Bagimu, yang damai dalam Pelukku...

Senyummu,,, MAmpu hilangkan semua ada dan tiadaku
Senyummu,,, Sanggup luluhkan hati yang memuja
Senyummu,,, akan selalu menumbuhkan Rinduku
Senyummu,,, Meredam Hasrat ingin menjauh darimu…Seketika

Semua terasa Nampak atas keterbukaan
Bahkan iringan Doa dan Jeritan tepian telaga tak mampu menutupi Rasamu
Akan cerita, akan cinta, akan suka, akan tawa… akan berakhir oleh KITA
Pada Siapa,,, Selain Hangatmu
Selain Damaimu,,
Selain Senyummu,,
Peracik Kopiku..

Kebesaran Hatimu tak hanya memberi Kekuatan
Tapi juga Kedamaian, Tapi juga Asa, tapi juga Rasa,
Aku adalah kebahagiaan dari Genggamanmu,,,tajam dan kokoh
Aku adalah Kekuatan dari BIsikan dan Semburat Senyummu..
Aku adalah ada ketika berada pada ruang dimensimu
Dan Aku....
Dan...
Karena yang aku tahu...
Bahwa MyI menitipkan sebuah rasa yang harus tetap aku sandarkan Padanya..

Kamis, 28 April 2011

Kabupaten Mungil Ini Bernama DOMPU (Sekilas Tentang Eksistensi FLA)

“Sekarang saya sudah berani berbicara depan orang banyak, bahkan kalau diajakin ketemu dengan Presidenpun, sekarang saya berani berbicara banyak di depannya”
(Nining Indrawati, Peserta Sekolah Anggaran – LenSA NTB)
Cita-cita akan lahirnya tata kepemerintahan Lokal yang demokratis seolah menjadi harga yang harus dibayar oleh banyak kalangan. Pembangunan yang ideal adalah pembangunan yang menempatkan “Pemegang Saham” (Rakyat) tertinggi pembangunan pada posisi sebagai warga Negara berdaulat, hal ini sesuai dengan amanat konstitusi Negara Repupblik Indonesia yang mengatakan bahwa Kedaulatan Negara berada pada tangan Rakyat.
Geliat menuju tata kepemerintahan Lokal yang Demokratis saat ini telah menunjukkan tanda-tanda menuju perwujudan cita-cita yang telah di Tuangkan dalam Visi Manggini Manggari Mataroa, Hal Ini bisa dilihat dari semakin meluasnya Partisipasi Masyarakat Sipil pda Proses Perencanaan Pembangunan yang telah Berlangsung, bagaimana Tidak, semangat prubahan yang ditunjukkan oleh Masyarakat Miskin, Perempuan, pemuda dan kaum marginal lainnya begitu luar biasa, keterlibatan Aktif para Champion Desa dalam memfasilitasi dan mewarnai Proses Musrenbang di tingkat desa sudah patut di acungi jempol. Hal ini dapat terjadi, tentunya dengan berperan aktifnya elemen masyarakat sipil atau champion desa (DPA Desa, KPM, FPPD, Pemerintah desa dan lainnya) dalam mensosialisasikan beberapa regulasi Negara yang menjamin keterlibatan Masyarakat sipil dalam proses pembangunan. Disamping sosialisasi, regulasi tersebut sebenarnya ada factor lain yang sangat mempengaruhi perubahan ini, yaitu adanya gerakan membangun rasa kepemilikan terhadap cita-cita bersama serta membangun rasa kepemilikan terhadap desa / daerah. Gerakan membangun rasa kepemilikan ini ternyata mampu menggugah semangat yang lbih besar lagi, dalam artian, warga desa sudah mulai beranggapan bahwa perubahan yang mereka lakukan sekarang tidak hanya akan dinikmati oleh mereka sendiri, namun akan dinikmati dan menjadi cerminan pembangunan oleh generasi yang akan datang.
Seiring dengan perjalanan dan pengawalan proses perencanaan, Keterlibatan warga dalam proses perencanaan tidak hanya terjadi pada level desa, namun juga untuk memastikan perencnaan yang di lahirkan pada proses di level desa termuat dan menjadi acuan perencanaan di level kecamatan. Begitu pula dengan proses perencanaan yang terjadi di Kabupaten. Jika di bandingkan dengan beberapa tahun terakhir, Terbukanya ruang partisipasi warga pada proses perencanaan yang dilaksanakan pada tahun ini bisa dikatakan sudah mulai membaik, dalam artian, tingkat partisipasi masyarakat sipil baik dari segi kuantitas kehadiran maupun kualitas usulan.
Disisi Lain Forum Lintas Aktor Kabupaten Dompu, dengan semangat Manggini, Manggari, Mataroa terus melakukan pendekatan-pendekatan persuasive kepada Aktor-aktor Kunci Pengambil Kebijakan. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan ini berhasil menarik minat Bupati bersama dengan Unsur Muspida serta Pengambil Kebijakan di Legislatif untuk terlibat Aktif dalam eksistensi FLA. Sebagai media dan wadah berbagi Informasi, FLA Dompu telah menyepakati adanya Pertemuan yang dilaksanakan di Pendopo Bupati Dompu setiap sekali dalam dua Bulan.
Sebagai dampak dari Pertautan Dinamis antar Ankto dalam Tubuh FLA Dompu, Pada Musrenbang Tingkat Kabupaten, FLA Dompu di berikan kepercayaan untuk terlibat dan mengambil keputusan pada Proses Perengkingan Hasil Musrenbang dan Sekaligus di berikan kepercayaan untuk mengawal HAsil Musrenbang Kabupaten Dompu di Level Musrenbang di Ditingkat Provinsi NTB, Sungguh Sesuatu yang baru terjadi di Kabupaten Mungil yang bernama Dompu.
Disisi Lain, geliat Implementasi Dana Alokasi Desa (DAD) de Kabupaten Dopu tengah berlangsung bagai bola Liar yang hanya boleh di Oper serta di Tendangkan oleh yang memiliki Peluang saja, artinya hanya desa yang telah memenuhi Syarat yang bisa menikmati Dana Alokasi Desa tersebut, saat ini Desa sedang berlomba (dalam ketidak Tahuan) untuk menerbitkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan belanja Desa (APDES) sebagai syarat Mutlak Pencairan Dana ADD. FLA melalui jaringan yang telah terbentuk di Desa, memanfaatkan peluang tersebut untuk lebih memperluas PArtisipasi MAsyarakat pada Proses Pembangunan di desa, yaitu diawali dengan melibatkan Masyarakat sipil yang lebih banyak lagi pada Proses Penyusunan Perdes APBDes tersebut.
Dalam rangka memperluas keterlibatan peran maupun kontribusi pikiran dari masyarakat Sipil, terakhir, FLA Kabupaten Dompu menggunakan Media Olah raga sebagai salah satu strategi sosialisasi eksitensi FLA di Kabuaten Dompu baik dari segi aksi maupun ide yang dikembangkannya. Memanfaatkan Media Olah raga Ini, secara swadaya FLA membentuk Tim Sepak Bola yang para pemainnya terdiri dari OMS dan Mitranya, Tim Ini di beri Nama FC FLA MANIA dengan Motto MANGGINI, MANGGARI, MATAROA, FC FLA Mania Ikut juga berkompetisi pada Turnamen Sepak Bola se Pulau Sumbawa yang di adakan di Dompu, dan pada tanggal 20 April 2011 FC FLA MANIA berhasil memenangkan pertandingan di Aksi Pertamanya. Melalui Olah raga yang sangat merakyat ini, FLA lebih memasyarakatkan ide serta gerakan nya dengan cara membaur dengan penonton pertandingan serta membagikan selebaran yang berisikan Uraian dari Visi MANGGINI, MANGGARI, MATAROA.
Saya harus menyebutkan bahwa perubahan yang tertera diatas sebagai perubahan sederhana,karena saat ini kita baru mulai melangkah, namun perlahan-lahan sembri dinikmati, kita akan sama-sama berlari dan menjadikan perubahan sederhana tersebut menjadi sesuatu yang luar biasa.

Jumat, 01 April 2011

MyI,,Dengarkan SenandungKu..


Didalam Cahaya Auramu,
Terpancar siapa sebenarnya kamu,
Dalam warna-warni Biru semu,
Dalam warna-warni Ungu semu,
Merah semu, Kuning Emas semu,
Itulah Warna-warni Nyawanya Raga,
Bagi yang melihatnya dengan Mata Ketiga,
Meram Tenteram, pejam-pejam mata,,
MyI,,,,,, Bagiku Kau sangat dekat denganku,dan ternyata,
Lebih dekat dari dua Kelopak Mata,
Didalam Software Essensi Alam Semesta,
Sebab itu tak layak bagimu Meronta-ronta,
Melawan Tangan yang Memelihara, Mencinta,,
Senyum bagiku, Senyum juga bagi Peracik Kopiku,
Terjadi apa yang diinginkan alam atas KITA,
KITA boleh mempersembahkan Kata-kata,
Selalu diharapkan agar kita Tulus Minta pada Raungan Alam Semesta
Pinta termulya, isinya hanya Ikhlas semata,
Yang dikemas Syukur berlapis berjuta-juta,
Maka Auramu jadi Warna putih Matahari,
Pelangi itu telah Menyatu, menjadi Sang Diri,
Itulah Ikhlas yang siuman dan terbangun dari Kekuatan Senyummu,
Bangun, sebar Welas-Wangi ke Sekitar Diri...

Senin, 28 Maret 2011

MBOLO WEKI "Advokasi Perencanaan dan Penganggaran yang Pertisipatif serta berpihak pada Rakyat Miskin dan Perempuan "

Visi Mandiri dan Religius yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang kemudian menjadi Nafas Pembangunan di Kabupaten Dompu merupakan Manifestasi dari semangat pemerintah dalam rangka menciptakan Kabupaten Dompu yang berdiri diatas kekuatan dan kemampuan sendiri yang tentunya atas dasar nilai-nilai religiusitas, sehingga diharapkan Bumi Nggahi rawi Pahu ini menjadi daerah yang berdaya saing dan memberikan dampak positif baik bagi kesejahteraan rakyatnya maupun sebagai kontributor keberhasilan Program Pembangunan Nusa Tenggara barat.
Menciptakan masyarakat yang  Mandiri merupakn cita-cita dan indikator pencapaian yang luar biasa bagi satu daerah yang berlatar belakang biasa saja dan ber-PAD sangat rendah seperti Kabupaten Dompu, namun cita-cita tersebut memang harus diapresiasi karena bagaimanapun juga, masyarakat mandiri merupakan cita-cita dari seluruh elemen masyarakat Kabupaten ini. Jika diperhatikan lebih jauh, cita-cita ke-Mandiri-an masyarakat sebenarnya tidak harus berjalan pada sisi kemampuan masyarakat berbelanja dan memenuhi kebutuhan hidup saja, akan tetapi rakyat semestinya didorong kemandiriannya pada sisi yang lain juga. Jika di contohkan secara sederhana dan Kabupaten Dompu ini di Umpamakan sebagai Perusahaan, maka Rakyat lah pemegang saham terbesarnya, seperti lazimnya perusahaan, keuntungan terbesar seharusnya dinikmati oleh pemegang sahamnya dan dalam hal ini, pemegang saham kabupaten Dompu adalah rakyat Dompu itu sendiri. Terkait dengan hal ini, seharusnya yang terjadi adalah pemegang saham inilah yang berkewajiban menentukan dan menggiring arah perusahaan / kabupaten ini kepada jalan yang dikehendaki bersama demi kesejahteraan dan keuntungan bersama, sementara pemerintah berkewajiban mengelola dan melayani pemegang saham. Keberpihakan pembangunan pada kepentingan rakyat hanya akan menjadi mimpi jika rakyat hanya dijadikan sebagai alasan dan obyek dalam membangun. Oleh karena itu, rakyat semestinya menjadi Subyek Pembangunan karena modal dasar dan terbesar dalam membangun adalah berasal dari rakyat, apapun bentuknya.
Kedaulatan rakyat yang hanya dirasakan setiap momentum Demokrasi harus dikembalikan pada makna yang sebenarnya, yaitu “Dari Rakyat, OLEH rakyat dan UNTUK rakyat”. Dengan kata lain, pembangunan ini harus dikembalikan kepada yang berhak, berhak atas rencana maupun berhak atas hasil. Musyawarah perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) merupakan media yang ideal bagi langkah keterlibatan warga / rakyat dalam rangka ikut sera menentukan arah pembangunan daerah, musrenbang semestinya menjadi wadah curah pendapat dan penjaringan aspirasi masyarakat atas persoalan utama yang dihadapi dalam kesehariannya, bukan malah menjadi agenda formalitas serta menjiplak hasil perencanaan yang dihasilkan  pihak lain lalu kemudian di justifikasi sebagai usulan riil dari masyarakat.
Dalam hal ini, Undang-undang Sistim Perencanaan nasional mengamanatkan bahwa dalam setiap proses pembangunan semestinya memaksimalkan partisipasi publik, dan tidak menjadi rahasia umum bahwa publik yang dimaksudka adalah seluruh elemen masyaakat, bukan hanya segelintir orang / pihak saja. Yang seharusnya terjadi dan menjadi keharusan adalah, bagaimana kemudian masyarakat sebagai pemegang saham terbesar dalam pembangunan ikut serta terlibat dalam proses perencanaan dan penganggaran daerah, tidak hanya dilihat dari segi jumlah partisipan, tapi juga kualitas keterlibatan juga harus diperhatikan secara serius.
Selain kualitas keterlibatan pubik dalam perencanaan pembangunan yang harus didorong secara maksimal, perlu juga diperhatikan bahwa untuk memastikan aspirasi masyarakat tersebut terakomodir dalam agenda pembangunan, maka harus pula meningkatkan fungsi kontrol masyarakat terhadap proses pembahasan sebagai bentuk Komparasi usulan masyarakat dengan Agenda SKPD yang ada sehingga pelaksanaan pembangunan benar-benar mencerminkan hubungan saling mengisi antara elemen daerah.
Oktober 2010 merupakan bulan fenomenal bagi sejarah pembangunan kabupaten Dompu, dimana di Bulan tersebut, 30 Orang Wakil Rakyat telah bersepakat menetapkan Peraturan daerah tentang Alokasi Dana Desa (ADD) atau oleh DPRD Kabupaten Dompu disebut Dana Alokasi Desa (DAD), kebijakan ini kemudian disambut baik oleh beberapa kalangan, termasuk eksekutif, yang walaupun pemberlakuannya direncanakan pada tahun 2011 karena DPRD memberikan kesempatan pada Eksekutif untuk mempersiapkan segala bentuk perangkat pengelolanya, baik terkait dengan Struktur, Juklak / Juknis, maupun Kapasitas aparat Pengelola di tingkat desa.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka tidak akan lama lagi, Desa akan bisa mengelola pembangunan desanya secara Mandiri tanpa harus lebih banyak menunggu menggantungkan harapan penuh pada program pembangunan dari pemerintah Kabupaten, hal ini tentunya akan membawa dampak yang cukup signifikan bagi desa dan rakyatnya karena bagaimanapun juga, pembangunan yang dilaksanakan oleh desa akan secara langsung dapat diawasi dan dirasakan manfaatnya oleh warga desa itu sendiri. Desa harus sudah mulai mempersiapkan dirinya, karena syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh desa adalah adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah desa (RPJMDes) dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes). Dua Dokumen ini merupakan dokumen perencanaan Pembangunan dan Pembelanjaan Desa, karena merupakan Dokumen perencanaan untuk pembangunan pada Level Desa, maka Penyusunannya pun harus separtisipatif mungkin, Masyarakat desa harus terlibat secara maksimal, tidak hanya dari segi kuantitasnya, namun juga kualitas keterlibatan masyarakat itu sendiri..
Dilevel kabupaten, Pemerintah daerah semestinya sesegera mungkin menyiapkan perangkat pengelola ADD ditingkat desa, baik dari segi managemen maupun kualitas pengelola itu sendiri. Melalui Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Alokasi Dana Desa yang disusun dengan melibatkan banyak pihak akan memaksimalkan ketegasan serta keakuratan aturan yang disusun, sehingga pelaksanaan ADD dapat menjadi jawaban atas kerisauan masyarakat pada substansi proses pembangunan yang kurang berpihak pada kepentingan rakyat dewasa ini.

Minggu, 27 Maret 2011

Prosa Kecil Buat Peracik Kopiku

HAri ini terasa ada sepenggal asa,
Menggores dilangit angan-anganku,
Ketika kita menghitung jari-jari waktu dan Balon-balon udara berhamburan dalam dalam hari-hari KITA…

Menarilah Peracik Kopiku,,,
Menarilah dengan perkasa tanpa menyapa pada semesta,
Tepiskan segala kabut,
Redamkan semua takut,
Karena hikmah pengembaraan adalah tasik yang bening,
Aku akan setia menemanimu
Dilaut pengabdian, dipantai kemanusiaan…

Peracik Kopiku,,,Lihatlah.......
Alam tiada pernah letih menyodokan cintanya pada KITA,
Kekuatannya menawarkan perdamaian,
Kebijaksanannya menggirng kita pada ada yang sebenarnya…

Penghormatanku padamu MyI,,,
Senyummu adalah Nafas dan Kekuatan KITA,
Aku kenangkan semua itu,
Seperti juga aku mengenang Lengkingan suaramu yang menggema dalam ruang hidup dan kehidupanku…

Dan engkau Peracik Kopiku,,
Jangan sia-sia mendaki dari lembah ke Bukit
Karena kita lah kesempatan itu
Ya, kitalah kesempatan itu…

Kini,,,Harapku...
Airmatamu takkan lagi tertumpah,
Cukupkanlah menggores pena dalam jiwa, cukuplah sampai disitu
Karena hanya kemarin dan tidak untuk lain kali, tidak untuk terulang lagi...

Padamu Peracik Kopi ku (MyI),,,
Terimalah persembahan tulusku
Dekaplah letihku
Karena Aku yakin bahwa aku telah menemukan duniaku ketika Kau Tersenyum... 

Jumat, 25 Maret 2011

Ketika harus membunuh semua rasa (Cerita Seorang Teman)

Suatu haru di awal awal Bulan Maret 2011, seorang temanku tiba-tiba meneephon aku tepat di jam 3 malam, dia hanya memintaku untuk mendengarkan ceritanya (sekaligus menuliskan) tentang Pengalaman selama Proses Prajabatan yang saat itu dia ikuti...Berikut inilah cerita temanku yang berhasil aku rekam...


Serentak, menatap sunggingan senyum mentari pagi dalam keceriaan enggan berbaris dan berkumpul, namun Mentari pagi senantiasa berkata “ Bangkitlah walau setapak, raih mimpimu”. Hhhhmmmm...ada semangat tercipta, ada motivasi akan masa depan ceria, ada tatapan mata yang mesti terisi oleh tiupan peluit, berbaris dan berbagi lelah...merekalah tujuan kita,, mencetak Bangsa yang senantiasa ceria..
Kerja bukanlah seperti yang dipikirkan banyak orang, bukan sesuatu yang ketika berlangsung, kita bisa melihatnya dari luar,,namun, kebersamaan ini kan mengajarkan banyak hal tentang cita-cita bersama, akan kalimantan, akan indonesia, akan manusia yang berdaya upaya.
Ketika harus Membunuh semua rasa,,,,ya, itulah yang bijak diucapkan dikala dihadapkan pada tanggung jawab yang bergelantungan pada pundak kita, ada hak mereka yang senantiasa mejadi kewajiban kita untuk segera memenuhinya melalui kebersamaan dan kesetaraan yang setidaknya dimulai hari ini.
Seiring lengkingan suara jangkrik tadi malam, tiba-tiba terbersit satu untain kalimat yang bagiku sangat dalam maknanya..” Tanamkanlah Wujudmu pada bumi yang tak dikenal, karena pohon yang tidak pernah tertanam tak akan tumbuh dengan sempurna ”, kalimat ini mengajarkanku tentng arti sebuah keikhlasan berbakti dan cinta kasih akan sesama, mengetuk gerbang hati untuk terus menimba mata air untuk mengisi kekosongan mata air air mata mereka, untuk terus menebar kasih akan terwujudnya mimpi kesejahteraan atas kesederhanaan, untuk terus membunuh semua rasa saat ini demi mengukir sebuah asa akan sesama, untuk kita, untuk dia dan untuk semua.
Kawan, inilah kita, yang saat ini harus tertidur dan terjaga oleh tiupan sebuah peluit memecah semua senda gurau ketika malam hari dan mengusik mimpi ketika pagi menjelang, inilah kita saat ini yang harus menjalani keseharian yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya, inilah kita saat ini yang terus memupuk nilai kebangsaan demi terjadinya transformasi sosial yang seimbang demi mimpi yang mungkin baru tercipta hari ini, dan inilah kita saat ini yang harus membunuh semua rasa serta senantiasa tersenyum walau penat dan peluh menyerang.
Ya, ketika harus membunuh semua rasa... dan menciptakan rasa yang baru, yakni rasa memiliki pada bangsa yang besar dan kewajiban untuk menjadikannya semakin besar dengan tangan, dengan lisan, dengan pikiran dan dengan rasa yang terasa atas keharusan menjalani hidup sebagai pengabdi pada kebesaran bangsa yang harus terasah pada saat ini.
Kawan, Mentari esok hari kan tersenyum pada kita, itu pertanda semangat baru akan bermunculan pada ruangan dan lapangan tempat kita berbaris, berbaris menuju perubahan manusia menjadi manusia-manusia yang diawali dari dalam diri kita sebagai manusia.
Dan,,,ketika harus membunuh semua rasa...Hhhmmm, saat ini mungkin itulah yang mesti dilakukan untuk memanusiakan manusia.

Kamis, 24 Maret 2011

Keluhku…!!!

Tuhan...Banyak orang bilang bahwa KAU Maha Daiatas segala Maha...
Dengan Kekuatan-Mu, bila KAU Mau kau bisa menerbitkan Matahari dari Barat dan menenggelamkannya di ufuk timur,,,dengan Kekuasaan-Mu, KAU bahkan bisa mempersingkat Umurku dan Dunia,,,Dengan Kebijaksanaan dan KeadilanMU bisa kau Berkehendak, Kau juga bisa Memiskinkan yang kaya dan meng-Kaya-kan yang Miskin,,,
Tapi...
Kenapa dengan segala Kemahaan yang KAU Punya kau Hadirkan Mimpi Itu dalam tidurku hingga berulang-ulang Kali,,,????
Tuhanku, aq sadari bahwa Cakrawala berpikirku tidak akan mampu memahami Otoritas-MU,,,
Segala yang kupunya adalah titipan-MU, aq sangat sadar itu....
Hanya saja Aq tidak paham, apakah ini ujian atau Cobaan,,,Namun yang pasti, Aq selalu bertanya,,,segitu tidak percayakah Kau padaku sehingga beberapa Kali Mimpi itu kau Hadirk
an dalam tidurku...????Aq tidak menginginkannya Tuhan....Aq sungguh tidak menginginkannya...
Tuhan, jika aq masih pantas untuk memohon, aq mohon dengan sangat, jangan Hadirkan Mimpi itu lagi dalam tidurku, apalagi menjadikannya suatu yang nyata....Aq lebih tenang dan lebih berbesar hati seandainya MIMPI BURUK itu KAU ganti dengan Mimpi tentang Kematian atau Kesirnaan...Jangan Mimpi itu,,,aq mohon....
KAU memang Tuhanku, Tuhan semesta Alam,,,KAU Memang Tuhanku yang memiliki segala daya dan Upaya untuk berbuat apa saja, dan kami yang lemah ini akan selalu mengakui itu,,,
aq tiada sanggup berkata-kata lagi Tuhan, tak memiliki apa-apa bahkan untuk sekedar bermimpi yang lebih baik tanpa restu MU....aq tiada sanggup....
Tuhan Ku,,,Hanya itu keluhku atas ke-Maha-an MU,,,Maaf ya kalo Aq selalu mengeluh,,,,Yang Jelas Keluhku ini adalah Penolakan terhadap Kekuasaan-MU yang selalu menghadirkan MIMPI itu dalam tidurku,,,
Semoga Kau tidak Marah Tuhan...

Konsolidasi Gerakan Advokasi sebagai Perwujudan Kedaulatan Masyarakat Sipil.. “Perencanaan Pembangunan,,,Untuk Siapa..??”

Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau yang sering disebut Musrenbang ditingkat Desa dan Kecamatan telah Rampung dilaksanakan. Musrenbang Ditingkat desa bertujuan untuk menjaring Aspirasi masyarakat Desa dalam rangka mewujudkan Pembangunan di Desa, begitu juga Musrenbang tingkat Kecamatan merupakan Proses Pertarungan Usulan Desa dalam rangka menentukan Prioritas Pembangunan di Evel Kecamatan.
Musrenbang semestinya menjadi arena untuk mewujudkan Kedaulatan rakyat, sebagaimana amanat Konstitusi Negara Indonesia, jika di perhatikan lebih jauh, maka cita-cita mewujudkan kedaulaatan rakyat ternyata masih jauah dari harapan. Musrenbang masih didominasi oleh kelompok kepentingan, baik di desa maupun ditingkat kecamatan, lalu kemudian masyarakat sipil berperan sebagai penonton setia yang sesekali meneriakkan yel-yel penyemangat bagi para pemain, karena realita Musrenbang yang kita temui adalah penentuan prioritas usulan ditentukan oleh kekuatan kelompok kepentingan yang kemudian menjustifikasi kekuatan masyarakat sipil sebagai pendukung, vonis prioritas dibacakan atas suara “Paling Nyaring” tanpa terlebih dahulu mengajak masyarakat untuk melakukan analisa bersama terhadap usulan sehngga usulan tersebut benar-benar bisa menjadi Prioritas dalam membangun.
Semua yang ber”kepentingan” terhadap hasil musrenbang, jika ditanya, maka jawaban yang akan kita dapatkan adalah Musrenbang telah berjalan Partisipatif, dari arti Normatif Partisipatif, maka kita memang harus mengakui bahwa proses yang telah dilaksanakan itu Partisipatif. Namun kemudian ketikat berbicara Substansi Partisipatif, maka kenyataan yang kita temui akan sangat Miris, karena Ramainya masyarakat yang terlibat dalam Musrenbang Desa tidak bisa menciptakan ke”Gaduh”an pada Arena Musrenbang Desa, karena suara yang kita dengar hanyalah “Nyanyia Lagu Setuju” semata. Lalu kemudian Naik ke Tingkat Musrenbang Kecamatan, kita akan menjumpai adanya praktek pembatasan hak partisipasi warga dalam prosesnya, karena setiap desa hanya diwajibkan membawa 6 orang peserta, itu pun masih dipilah lagi dengan satu orang Kades, satu Orang Sekdes, Tiga Masyarakat Sipil, dan satu orang dari PNPM. Padahal jika dilihhat dalam Regulasi Negara, jaminan keterlibatan masyarakat Sipil secara Maksimal jelas-jelas diatur didalamnya. Siapa yang salah..??Entahlah...
Sekarang, mari kita menengok pada Musrenbang Kabupaten yang sebentar lagi akan digelar. Namun sebelum kita membicarakannya, terlebih dahulu mari kita cari jawaban atas Pertanyaan : Akankah Kedaulatan Rakyat dapat Terwujud pada Musrenbang Kabupaten..??? Semua orang dapat menjawabnya dengan versi yang berbeda, tergantung kepentingan dan Prospek keuntungan. Dalam Regulasi Negara Indonesia, diatur bahwa Setiap Proses Perecanaan pembangunan semestinya di umumkan kepada Publik baik jadwal maupun hasilnya. Dari sekian banyak Kabupaten yang ada, Dompu merupakan salah satu Kabupaten yang tidak pernah mengumumkan Jadwal Musrenbang kepada seluruh rakyatnya melalui berbagai media, dan jangan sekali-sekali bertanya apakah hasilnya diumumkan atau tidak, karena kita akan mendapatkan jawaban yang sangat mengecewakan.
Jika Musrenbang Desa dan Kecamatan merupakan ajang pertarungan Antar sesama masyarakat, maka di Musrenbang Kabupaten adalah Pertarungan sengit antara kepentingan segelintir elit yang dititipkan pada Satuan kerja Pemerintah Daerah (SKPD) melawan kepentingan rakyat. Dari tahun ke tahun pertarungan sengit ini selalu terjadi, namun pamenangnya sudah bisa di tebak, pasti SKPD lah pemenangnya, karena sang Rakyat tidak pernah mengikuti pertarungan. Jika pertanyaannya berlanjut pada “kenapa rakyat tidak pernah ikut bertarung..?? jawabannya adalah karena Rakyat tidak pernah tau Jadwal pertarungan, dan terkadang niatnya untuk bertarung justru dihalang-halangi, bahkan tidak jarang, rakyat mengetahui jadwal pertarungan justru ketika pertarungan akan dimulai sehingga Rakyat bertarung tanpa persiapan dan perbekalan yang matang. Sungguh realita yang menjemukan.
Untuk itu, sebagai kepanjangan dari perjuanganPAhlawan kemerdekaan dalam merebut kedaulatan rakyat atas jajahan negara Asing, Rakyat masa kini juga harus merebut kedaulatan atas ketertindasan oleh orang yang sebenarnya hanya diberikan hak untuk mengelola kekayaan rakyat, karena sudah bukan saatnya lagi untuk terus menunggu dan menjadi obyek atas pengelolaan kekayaan sendiri.
Disisi lain, Alokasi Dana Desa membutuhkan Perhatian semua kalangan, karena bagaimana pun juga, otonomi desa merupakan salah satu upaya pengembalian Kedaulatan pada Warga desa, dengan demikian, warga desa bisa melakukan pengidentifikasian serta merumuskan arah pembangunan desanya. Alokasi dana Desa yang direncanakan sebesar Rp 15.2 M, yang kemudian akan dibagi keseluruh desa secara Proporisonal tersebut merupakan bentuk dari akumulasi hak desa yang harus dipenuhi oleh pemerintah daerah. ADD merupakan realisasi dari otonomi desa, oleh karea itu dubutuhkan peran serta dari seluruh elemen untuk mengawal implementasi dari ADD tersebut, tidak terkecuali dengan DPA. Yang menjadi permasalahan adalah sampai saat ini, pemerintah belum menerbitkan Peraturan yang memuat pedoman pelaksanaan ADD, padahal DPRD Kabupaten Dompu telah mengesahkan Perda ADD sejak bulan November silam. Muncul lagi pertanyaan besar, kenapa sampai saat Ini pemerintah Kabupaten Dompu belum merespon Perda ADD yang di Syahkan DPRD dengan menerbitkan Perda Juklak / Juknis ADD ?? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, masyarakat sipil semestinya menyatukan persepsi dan semangat dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat desa demi pembagunan desa yang lebih baik dimasa mendatang.

Kamis, 13 Januari 2011

Sekolah Anggaran “Penguatan Kapasitas Warga dalam Mendukung Proses Perencanaan danPenganggaran serta Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan” LenSA NTB – LPMP Dompu

Proses perencanaan dan penganggaran yang berjalan stagnan selama ini telah menjadikan proses pembangunan juga berjalan di tempat, dalam artian pembangunan yang berjalan, belum maksimal menjawab persoalan utama yang dihadapi masyarakat secara keseluruhan. Agenda Musrenbang yang seharusnya menjadi rutinitas perencanaan pembangunan dan kebutuhan masyarakat telah kehilangan Ruh dan semangatnya, proses perencanaan yang berlangsung hanya dilaksanakan sebagai rutinitas kepemerintahan dan memenuhi persyaratan formalitas. Dari segi konten, Musrenbang khususnya pada tingkat desa dan kecamatan lebih pada pelaksanaan agenda rutin tahunan pemerintah desa dan kecamatan, karena yang hadir pada proses tersebut adalah orang-orang pilihan / atau lebih sering menjadi langganan peserta tiap tahunnya, ironisnya lagi, tingkat keercayaan masyarakat dan pemerintah desa terhadap realisasi hasil perencanaan yang dilakukan sangat minim, karena memang kebiasaan di setiap tahunnya, mereka hanya merencanakan namun tanpa realisasi dari APBD, realita ini memang harus diakui sebagai kelemahan pada proses perencanaan di daerah kita, belum lagi perencanaan yang berlangsung tersebut dihadapkan dengan berbagai kepentingan elit daerrah yang tidak kunjung berakhir.

Selain Hal tersebut diatas, Warga Desa dan pemerintah desa telah terlalu gembira dengan adanya intervensi program PNPM, proses perencanaan yang dilakukan oleh PNPM melalui PAGAS sudah cukup mewakili kebutuhan warga dan kebiasaannya usulan yang dijaring warga desa pasti akan direalisasikan memalui APBN pada tahun berikutnya, hal inilah yang melemahkan legitimasi Musrenbang yang menjadi rutinitas perencanaan penggunaan APBD bagi warga.
Perencanaan pembangunan melalui Musrenbangdesa dan Musrenbangcam sudah semestinya dikembalikan pada rakyat, artinya pelaksanaan dan usulan warga semestinya terakomodir secara maksimal karena bagaimana pun juga, proses pembangunan hakikatnya adalah menjawab persoalan utama yang dihadapi warga daerah. Regulasi negara telah menjamin partisipasi warga secara merata dalam proses Pembangunan, hanya saja selama ini, warga tidak disadarkan bahwa negara telah menjamin kedaulatan rakyat atas pembangunan.
Intervensi publik (Masyarakat Miskin, Perempuan, Pemuda, Masyarakat Marginal) pada proses pembangunan merupakan suatu keharusan yang harus dijalankan oleh pengelola pembangunan, paradigma berpikir yang menjadikan masyarakat sebagai obyek pembangunan sudah seharusnya dirubah, karena sadar atau tidak, masyarakatlah yang menjadi penyumbang terbesar pada pembangunan yang berlangsung, masyarakat adalah pemegang saham tertinggi dan sementara pemerintah adalah pengelola uang rakyat yang dititipkan padanya. Perencanaan yang partisipatif, kualitas yang memadai akan menghasilkan produk perencanaan yang berkualitas.
Selain Hal Tersebut diatas, ternyata di tataran nyata, pelayanan Publik khususnya di Sektor Kesehatan Menjadi Buah bibir yang seolah tak pernah henti terlontarkan. Pertanggal 1 Januari 2008, Kabupaten Dompu menjadi Kabupaten Kecil dengan Kebijakan Besar, Pendidikan dan Kesehatan Gratis, sungguh Fantastis. Seiring dengan perjalanan implementasi Program Pelayanan Kesehatan Gratis, maka sepanjang itu pula di dapati hal-hal yang yang janggal, terjadi perubahan prosedur serta model palayanan terhadap Masyarakat Sipil, Kebijakan Fantastis ini telah merubah perilaku sebagian besar Pelayan Kesehatan menjadi lebih “Irit Senyum” terhadap pasien, khususnya pasien yang menggunakan Kartu JAKKAD (Jaminan Kesehatan Masyarakat Dompu), berbagai macam pula persepsi masyarakat atas perubahan yang terjadi tersebut, dari Hasil Monitoring dan Evaluasi terhadap kebijakan Pendidikan dan Kesehatan Gratis yang dilakukan oleh LenSA NTB, didapati Hasil yang cukup mencengangkan, ternyata selain mendapat perlakuan layaknya anak tiri, warga Tanggungan JAKKAD pun masih di bodohi dengan menggunakan keterbatasan Informasi yang diperoleh warga atas Implementasi kebijakan di lapangan. Maka tidak heran jika derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Dompu masih tergolong rendah.
Sekolah anggaran, merupakan media pembelajaran bersama bagi warga dan pemerintahan desa serta kecamatan dalam rangka peningkatan kapasitas warga dalam hal perencanaan dan penganggaran serta peningkatan kualitas Pelayanan Publik di sektor Kesehatan. Warga masyarakat harus memiliki kapasitas yang cukup, baik untuk terlibat dalam proses musrenbang, ditingkat desa maupun di kecamatan, sehingga pada Musrenbang yang berlangsung, masyarakat tidak hanya mendengar kabar musrenbang saja, akan tetapi ikut terlibat didalamnya, mewarnai dan turut serta dalam proses pengambilan keputusan, harapannya adalah bagaimana kemudian Hasil Musrenbang merupakan produk bersama warga masyarakat yang memang merupakan jawaban atas persoalan yang dihadapinya. Produk perencanaan tersebut akan dikawal secara bersama antara warga desa dengan stakeholder lain dalam rangka memastikan hasil perencanaan yangg partisipatif tersebut dapat diakomodir dalam agenda pembangunan daerah. Dengan kapasitas yang mumpuni juga, masyarakat akan memiliki kesadaran serta keberanian dalam rangka mempengaruhi pengambil kebijakan, sehingga pelayanan terhadap Masyarakat dapat terlaksana secara Maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
Wellcome to My Graffiti