Kamis, 28 April 2011

Kabupaten Mungil Ini Bernama DOMPU (Sekilas Tentang Eksistensi FLA)

“Sekarang saya sudah berani berbicara depan orang banyak, bahkan kalau diajakin ketemu dengan Presidenpun, sekarang saya berani berbicara banyak di depannya”
(Nining Indrawati, Peserta Sekolah Anggaran – LenSA NTB)
Cita-cita akan lahirnya tata kepemerintahan Lokal yang demokratis seolah menjadi harga yang harus dibayar oleh banyak kalangan. Pembangunan yang ideal adalah pembangunan yang menempatkan “Pemegang Saham” (Rakyat) tertinggi pembangunan pada posisi sebagai warga Negara berdaulat, hal ini sesuai dengan amanat konstitusi Negara Repupblik Indonesia yang mengatakan bahwa Kedaulatan Negara berada pada tangan Rakyat.
Geliat menuju tata kepemerintahan Lokal yang Demokratis saat ini telah menunjukkan tanda-tanda menuju perwujudan cita-cita yang telah di Tuangkan dalam Visi Manggini Manggari Mataroa, Hal Ini bisa dilihat dari semakin meluasnya Partisipasi Masyarakat Sipil pda Proses Perencanaan Pembangunan yang telah Berlangsung, bagaimana Tidak, semangat prubahan yang ditunjukkan oleh Masyarakat Miskin, Perempuan, pemuda dan kaum marginal lainnya begitu luar biasa, keterlibatan Aktif para Champion Desa dalam memfasilitasi dan mewarnai Proses Musrenbang di tingkat desa sudah patut di acungi jempol. Hal ini dapat terjadi, tentunya dengan berperan aktifnya elemen masyarakat sipil atau champion desa (DPA Desa, KPM, FPPD, Pemerintah desa dan lainnya) dalam mensosialisasikan beberapa regulasi Negara yang menjamin keterlibatan Masyarakat sipil dalam proses pembangunan. Disamping sosialisasi, regulasi tersebut sebenarnya ada factor lain yang sangat mempengaruhi perubahan ini, yaitu adanya gerakan membangun rasa kepemilikan terhadap cita-cita bersama serta membangun rasa kepemilikan terhadap desa / daerah. Gerakan membangun rasa kepemilikan ini ternyata mampu menggugah semangat yang lbih besar lagi, dalam artian, warga desa sudah mulai beranggapan bahwa perubahan yang mereka lakukan sekarang tidak hanya akan dinikmati oleh mereka sendiri, namun akan dinikmati dan menjadi cerminan pembangunan oleh generasi yang akan datang.
Seiring dengan perjalanan dan pengawalan proses perencanaan, Keterlibatan warga dalam proses perencanaan tidak hanya terjadi pada level desa, namun juga untuk memastikan perencnaan yang di lahirkan pada proses di level desa termuat dan menjadi acuan perencanaan di level kecamatan. Begitu pula dengan proses perencanaan yang terjadi di Kabupaten. Jika di bandingkan dengan beberapa tahun terakhir, Terbukanya ruang partisipasi warga pada proses perencanaan yang dilaksanakan pada tahun ini bisa dikatakan sudah mulai membaik, dalam artian, tingkat partisipasi masyarakat sipil baik dari segi kuantitas kehadiran maupun kualitas usulan.
Disisi Lain Forum Lintas Aktor Kabupaten Dompu, dengan semangat Manggini, Manggari, Mataroa terus melakukan pendekatan-pendekatan persuasive kepada Aktor-aktor Kunci Pengambil Kebijakan. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan ini berhasil menarik minat Bupati bersama dengan Unsur Muspida serta Pengambil Kebijakan di Legislatif untuk terlibat Aktif dalam eksistensi FLA. Sebagai media dan wadah berbagi Informasi, FLA Dompu telah menyepakati adanya Pertemuan yang dilaksanakan di Pendopo Bupati Dompu setiap sekali dalam dua Bulan.
Sebagai dampak dari Pertautan Dinamis antar Ankto dalam Tubuh FLA Dompu, Pada Musrenbang Tingkat Kabupaten, FLA Dompu di berikan kepercayaan untuk terlibat dan mengambil keputusan pada Proses Perengkingan Hasil Musrenbang dan Sekaligus di berikan kepercayaan untuk mengawal HAsil Musrenbang Kabupaten Dompu di Level Musrenbang di Ditingkat Provinsi NTB, Sungguh Sesuatu yang baru terjadi di Kabupaten Mungil yang bernama Dompu.
Disisi Lain, geliat Implementasi Dana Alokasi Desa (DAD) de Kabupaten Dopu tengah berlangsung bagai bola Liar yang hanya boleh di Oper serta di Tendangkan oleh yang memiliki Peluang saja, artinya hanya desa yang telah memenuhi Syarat yang bisa menikmati Dana Alokasi Desa tersebut, saat ini Desa sedang berlomba (dalam ketidak Tahuan) untuk menerbitkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan belanja Desa (APDES) sebagai syarat Mutlak Pencairan Dana ADD. FLA melalui jaringan yang telah terbentuk di Desa, memanfaatkan peluang tersebut untuk lebih memperluas PArtisipasi MAsyarakat pada Proses Pembangunan di desa, yaitu diawali dengan melibatkan Masyarakat sipil yang lebih banyak lagi pada Proses Penyusunan Perdes APBDes tersebut.
Dalam rangka memperluas keterlibatan peran maupun kontribusi pikiran dari masyarakat Sipil, terakhir, FLA Kabupaten Dompu menggunakan Media Olah raga sebagai salah satu strategi sosialisasi eksitensi FLA di Kabuaten Dompu baik dari segi aksi maupun ide yang dikembangkannya. Memanfaatkan Media Olah raga Ini, secara swadaya FLA membentuk Tim Sepak Bola yang para pemainnya terdiri dari OMS dan Mitranya, Tim Ini di beri Nama FC FLA MANIA dengan Motto MANGGINI, MANGGARI, MATAROA, FC FLA Mania Ikut juga berkompetisi pada Turnamen Sepak Bola se Pulau Sumbawa yang di adakan di Dompu, dan pada tanggal 20 April 2011 FC FLA MANIA berhasil memenangkan pertandingan di Aksi Pertamanya. Melalui Olah raga yang sangat merakyat ini, FLA lebih memasyarakatkan ide serta gerakan nya dengan cara membaur dengan penonton pertandingan serta membagikan selebaran yang berisikan Uraian dari Visi MANGGINI, MANGGARI, MATAROA.
Saya harus menyebutkan bahwa perubahan yang tertera diatas sebagai perubahan sederhana,karena saat ini kita baru mulai melangkah, namun perlahan-lahan sembri dinikmati, kita akan sama-sama berlari dan menjadikan perubahan sederhana tersebut menjadi sesuatu yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wellcome to My Graffiti